Trading Style Anda Adalah Siapa diri Anda
forexbatam.com - Setiap trader mempunyai trading style yang berbeda satu dengan yang lain. Mulai dari pilihan pair yang berbeda, time frame yang berbeda, indikator yang berbeda, pengaturan margin yang berbeda, jangka waktu meng-hold posisi yang berbeda, atau beda juga dalam cara penentuan Stop Loss dan lain-lain keputusan sehubungan dengan trading. Secara psikologis, trading style seorang trader menggambarkan kondisi psikologis dari trader tersebut.
Gak percaya? Hmm.. mungkin memang perlu pengamatan terhadap beberapa sample trader. Tapi dari yang saya ketahui, trader yang relatif agresif, juga akan melakukan trading secara agresif pula. Sedangkan trader yang relatif kalem, trading style-nya juga relatif lebih kalem.
Ada yang bilang, trading itu 90% psikologis, 10% teknik. Jadi, penguasaan teknik yang tinggi, tetap akan dipengaruhi dan tergantung dari psikologis trader tersebut. Itulah mengapa, gemblengan pertama yang saya terima dari mentor saya saat belajar trading adalah justru masalah psikologis.
Hal pertama yang disampaikan oleh mentor saya adalah: keep smiling while you’re trading. Terus terang awalnya saya sempet geli juga. Lah, bukannya diajari tentang indikator, kok malahan diajari trading sambil senyum. Walahh, apa hubungannya yaa? Ternyata, dengan senyum, pengaruhnya positif terhadap pengambilan keputusan yang kita lakukan. Menghadapi segala situasi dengan senyum membuat kita bisa mengambil tindakan yang lebih tepat.
Hal berikutnya adalah belajar sabar. Terus terang pada dasarnya saya bukan termasuk orang yang sabaran. Saya justru belajar sabar dari trading. Awal saya melakukan open position, saya menggunakan lebih dari 20% margin. Saya pikir, semakin banyak margin yang digunakan, semakin cepet dapet untung. Bukan itu saja, saya suka terburu-buru melakukan open position kalau merasa harga bergerak ke suatu arah yang "menurut saya" sudah jelas.
Oleh mentor saya, saya dilatih untuk patuh pada trading system dan trading plan yang saya tetapkan dan menggunakan hanya 1% margin perposisi! Wew, bisa anda bayangkan, betapa gemesnya saya ngeliat perolehan pips yang gedhe tapi hanya pengaruh sedikit ke nominal profit.
Hal berikut setelah kesabaran adalah kecermatan. Seorang trader harus sabar dan cermat dalam mengamati pergerakan pairs. Seorang temen trader mengatakan bahwa modal dia dalam trading bukanlah penguasaan atas indikator, tetapi kesabaran dan ketelitian dalam mengamati pergerakan dan sifat pairs.
Itu semua baru kondisi psikologis secara umum. Nah, dari kondisi psikologis tersebut kemudian trading style dari seorang trader akan terbentuk. Ada trader yang cenderung agresif, menggunakan margin besar, tapi dengan target profit yang kecil. Ada pula yang lebih memilih menggunakan margin yang relatif kecil tapi dengan target profit yang relatif besar. Ada yang memilih pair yang relatif bergejolak, ada yang lebih memilih pair yang lebih kalem. Ada yang running position cukup antara 1-5 posisi, ada yang sampai 40-an posisi! Ada yang hanya trading di satu pair, ada yang trading di banyak pairs. Macem-macem deh pokoknya.
Mana sebenarnya yang paling bagus? Mmm… yang paling bagus ya yang paling cocok buat kita ajalah. Satu trading style mungkin cocok untuk satu orang trader, tapi belum tentu cocok untuk trader yang lain. Menurut saya, trading style itu sifatnya personal. Jadi bener-bener gambaran dari “siapa” kita. Pengen tau gimana kepribadian seorang trader? Tengok aja bagaimana gaya dia dalam bertrading. Akan keliatan jelas tuh… bagaimana personality dia yang sebenernya.
sumber: seputarforex.com
Gak percaya? Hmm.. mungkin memang perlu pengamatan terhadap beberapa sample trader. Tapi dari yang saya ketahui, trader yang relatif agresif, juga akan melakukan trading secara agresif pula. Sedangkan trader yang relatif kalem, trading style-nya juga relatif lebih kalem.
Ada yang bilang, trading itu 90% psikologis, 10% teknik. Jadi, penguasaan teknik yang tinggi, tetap akan dipengaruhi dan tergantung dari psikologis trader tersebut. Itulah mengapa, gemblengan pertama yang saya terima dari mentor saya saat belajar trading adalah justru masalah psikologis.
Hal pertama yang disampaikan oleh mentor saya adalah: keep smiling while you’re trading. Terus terang awalnya saya sempet geli juga. Lah, bukannya diajari tentang indikator, kok malahan diajari trading sambil senyum. Walahh, apa hubungannya yaa? Ternyata, dengan senyum, pengaruhnya positif terhadap pengambilan keputusan yang kita lakukan. Menghadapi segala situasi dengan senyum membuat kita bisa mengambil tindakan yang lebih tepat.
Hal berikutnya adalah belajar sabar. Terus terang pada dasarnya saya bukan termasuk orang yang sabaran. Saya justru belajar sabar dari trading. Awal saya melakukan open position, saya menggunakan lebih dari 20% margin. Saya pikir, semakin banyak margin yang digunakan, semakin cepet dapet untung. Bukan itu saja, saya suka terburu-buru melakukan open position kalau merasa harga bergerak ke suatu arah yang "menurut saya" sudah jelas.
Oleh mentor saya, saya dilatih untuk patuh pada trading system dan trading plan yang saya tetapkan dan menggunakan hanya 1% margin perposisi! Wew, bisa anda bayangkan, betapa gemesnya saya ngeliat perolehan pips yang gedhe tapi hanya pengaruh sedikit ke nominal profit.
Hal berikut setelah kesabaran adalah kecermatan. Seorang trader harus sabar dan cermat dalam mengamati pergerakan pairs. Seorang temen trader mengatakan bahwa modal dia dalam trading bukanlah penguasaan atas indikator, tetapi kesabaran dan ketelitian dalam mengamati pergerakan dan sifat pairs.
Itu semua baru kondisi psikologis secara umum. Nah, dari kondisi psikologis tersebut kemudian trading style dari seorang trader akan terbentuk. Ada trader yang cenderung agresif, menggunakan margin besar, tapi dengan target profit yang kecil. Ada pula yang lebih memilih menggunakan margin yang relatif kecil tapi dengan target profit yang relatif besar. Ada yang memilih pair yang relatif bergejolak, ada yang lebih memilih pair yang lebih kalem. Ada yang running position cukup antara 1-5 posisi, ada yang sampai 40-an posisi! Ada yang hanya trading di satu pair, ada yang trading di banyak pairs. Macem-macem deh pokoknya.
Mana sebenarnya yang paling bagus? Mmm… yang paling bagus ya yang paling cocok buat kita ajalah. Satu trading style mungkin cocok untuk satu orang trader, tapi belum tentu cocok untuk trader yang lain. Menurut saya, trading style itu sifatnya personal. Jadi bener-bener gambaran dari “siapa” kita. Pengen tau gimana kepribadian seorang trader? Tengok aja bagaimana gaya dia dalam bertrading. Akan keliatan jelas tuh… bagaimana personality dia yang sebenernya.
sumber: seputarforex.com